Bikersnote – Jika sering batal atau mengulur waktu melakukan keinginan baik yang sudah terpendam lama, mungkin kita perlu belajar dari wanita satu ini. Aase Bonde, biker asal Denmark, memilih menghabiskan liburan musim panasnya dengan berkeliling menggunakan motor Indian. Tujuannya cuma satu, menggalang bantuan kemanusiaan untuk Afrika.
“Saat ini kondisi pandemi memang membuat kuatir banyak orang. Tetapi bukan berarti gerakan kemanusiaan mesti berhenti. Dalam hati saya selalu ada Afrika,” kata Aase. Demi niatnya tersebut, Aase pun menggeber motor Indian mengelilingi Denmark untuk membangun kepedulian terhadap kondisi di Afrika.
Dalam perjalanan selama dua minggu ini, Aase mengumpulkan dana untuk penyediaan air bersih dan sumber air perkebunan di Tourouba, Burkina Faso, Afrika. Negara yang telah 60 tahun merdeka ini memiliki potensi di bidang pertanian dan perkebunan dengan seluruh daerahnya berupa daratan. Sayangnya, kondisi politik yang sering kali tak stabil di Afrika menjadi salah satu halangan untuk maju. Burkina Faso bahkan masih tergolong salah satu negara termiskin di dunia. Beberapa hari lalu, negara yang terletak di Afrika Barat ini mengalami tekanan serangan teror yang menewaskan puluhan jiwa.
Yang menjadi tidak umum dari Aase adalah fakta bahwa lady biker ini telah berusia 76 tahun! Namun ia selalu tersenyum jika ditanya mengenai hal itu. “Menurut saya, tak pernah ada kata terlambat untuk melakukan apa yang Anda suka, atau untuk mencoba membuat perubahan,” tukasnya. “Saya beruntung karena dapat pinjaman motor luar biasa cantik dari Indian Motorcycle Horsens (diler Indian Motorcycle di Denmark) yang mendukung upaya kemanusiaan ini.”
Sebenarnya ini bukan kali pertama Aase melakukan bakti sosial di Afrika. Wanita ini ternyata telah membuat impiannya tentang Afrika menjadi nyata, setidaknya dalam bidang yang ia kuasai. Gerakan kemanusiaan Aase sudah dimulai sejak belajar studi keperawatan di Den Sønderjyske Sygeplejeskole, Sønderborg, Denmark. Waktu itu Aase mulai mengupayakan pembangunan sekolah dasar dengan enam tingkat kelas di Burkina Faso. Hingga hari ini, sekolah tersebut telah memiliki sekitar 550 murid dan 9 guru. Aase masih ikut membiayai keperluan sekolah karena kurangnya pemasukan termasuk dari penyokong dana.
Tak hanya itu, Aase pun membentuk tim bola. Tim bola anak-anak ini tak hanya berolah raga. Mereka punya kegiatan rutin untuk mengumpulkan sampah di area pemukiman mereka untuk ikut menjaga kebersihan. Kegiatan ini dilakukan dua kali sebulan. Aase pun mengadakan pelatihan memasak dan mengenal nutrisi untuk para gadis cilik sebagai salah satu bekal ilmu di masa depan.
Aase ikut mengupayakan pula bantuan peralatan medis dari Denmark, salah satunya untuk departemen radiologi yaitu berupa alat x-ray. Seiring waktu, bantuan pun meningkat hingga membuat semakin banyak ruang bersalin dan klinik gigi dibangun. Setidaknya enam rumah sakit telah naik kelas dengan memiliki fasilitas riset yang lebih baik serta pelayanan rawat yang terus berkembang.

Setelah berkiprah di gerakan kemanusiaan terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, kini perekonomian masyarakat Burkina Faso menjadi fokus Aase (Foto: Indian Motorcycle Europe)
Upaya yang kini dilakukannya adalah untuk mengupayakan pembangunan sarana air bersih di Burkina Faso, Afrika. Dengan sarana ini, sekitar 3.000 orang yang tinggal di Burkina Faso akan mendapatkan akses air bersih untuk keperluan sehari-hari dan pengelolaan pertanian atau perkebunan mereka. Dengan demikian, masyarakat dapat memiliki sumber pemasukan yang berkesinambungan.
Jika tertarik membantu, Anda dapat menghubungi asosiasi DBL-KOONSO (Danish-Burkinabe-Link), atau mengubungi Aase di www.burkinaskole.dk. Saling membantu sesama manusia seharusnya tak terputus oleh hambatan. “Tak pernah ada kata terlambat,” tegas Aase sambil menggeber motor Indian mengarungi Denmark. (LND/Foto: Indian Motorcycle)
Leave a Reply