Bikersnote – Jika Anda merasa bagaikan dikepung sepeda motor saat berada di jalan raya, mungkin Anda benar. Kenyataannya, per tahun 2020, tercatat ada lebih dari 120 juta motor yang pernah mengaspal di Indonesia. Pertumbuhannya pun fantastis, yaitu sekitar 9%, sedangkan pertumbuhan jalan hanya 1,9%. Demikian disampaikan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, saat melepas Tim Mobilitas Ikatan Motor Indonesia (IMI) dalam rangka pembuatan panduan “BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok”.
“Jalan di Indonesia dikuasai oleh pengguna roda dua yaitu sekitar 87,3% dan sisanya pengguna kendaraan lain,” papar Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo. “Oleh karena itu sudah perlu untuk membuat standarisasi.”
Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai induk organisasi otomotif di Indonesia dan sebagai fasilitator dan regulator kegiatan otomotif di Indonesia meliputi bidang Olah Raga dan Mobilitas, berinisiatif untuk membuat standarisasi pelaksanaan kegiatan mobilitas. Standarisasi ini termasuk memasukkan unsur adaptasi terhadap kondisi new normal akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Standarisasi pertama yang diterbitkan IMI adalah “BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok”.
“Saya mengapresiasi IMI yang menginisiasi acara ini agar ke depan berkendara berkelompok harus tahu tekniknya. Mungkin kita paham dalam mengendarai sepeda motor, tapi dalam berkelompok kita harus tahu kapan tarik gas, kapan menjaga jarak, karena ini sebuah tim, maka harus seirama. Jadi memang banyak hal yang harus dipahami dalam berkendara berkelompok,” jelas Bamsoet yang juga merupakan Pembina IMI ini.

Pelepasan Tim Mobilitas IMI oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Direksi Meikarta dan Lippo Group, serta perwakilan komunitas seperti Motor Besar Indonesia, YNCI, dan Gerak BS
Dalam pembuatan standarisasi tata cara berkendara sepeda motor berkelompok, IMI menugaskan satu tim khusus yaitu Tim Mobilitas untuk menghasilkan standarisasi dalam bentuk buku dan video panduan. Pembuatan video panduan ini menjadi sangat istimewa karena akan menjadi panduan standarisasi yang pertama diterbitkan di Indonesia. Tak hanya itu, panduan ini akan menjadi yang pertama diterbitkan di dunia setelah 13 tahun. Panduan berkendara berkelompok terakhir dibuat oleh biker Amerika Serikat pada tahun 2007.
IMI yang telah diakui secara resmi oleh Pemerintah melalui SK Menteri Perhubungan; SK Menkumham dan SK KONI Pusat dan juga sesuai dengan Undang-Undang RI No 3 Tahun 2005 SKN menunjuk Tim Mobilitas yang dipimpin oleh Ahmad Syahroni dan Sekretaris Joel D. Mastana ini. Tim Mobilitas ini dibantu oleh para penggiat otomotif senior seperti M. Riyanto (IMI Pusat), Ipung Poernomo (IMI Pusat), Wijaya Kusuma (IMI Pusat), KBP Mohammad Tora (Korlantas Polri), Ahmad Yani, ATD MT (Kemenhub RI), Harry Kumoro, Gunadi, Yudi Kusuma dan Tedi Kurniawan. Sedangkan pembuatan panduan “Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” ditugaskan kepada 16 biker yang dipilih dari berbagai klub motor di Indonesia.
“Tujuan pembuatan standarisasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya komunitas atau klub sepeda motor, dan pengguna jalan raya umumnya,” jelas Sadikin Aksa, Ketua Umum IMI, sebagai Pelindung Kegiatan Standarisasi ini.
Pembuatan panduan “BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” dilakukan pada tanggal 19 – 21 September 2020. Kegiatan bertajuk “BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” diawali dengan pelatihan teori selama dua hari untuk seluruh biker Tim Mobilitas.
Panduan dibuat dengan mengutus 16 biker terpilih untuk melaksanakan touringyaitu berkendara berkelompok dengan mengambil rute Cikarang – Cirebon – Bandung – Jakarta. Mengingat masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada Protokol Kesehatan seperti sering mencuci tangan, selalu menggunakan masker dan jaga jarak dengan orang lain. Setiap peserta adalah anggota IMI yang tepat sebelum keberangkatan melakukan rapid test dan mengantungi surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan.
Sekretaris Jenderal IMI, Jeffrey JP., menyebutkan bahwa IMI memiliki dua Pilar yaitu Olah Raga/Motorsport dan Mobilitas. Pilar Mobilitas adalah tempat memberikan aspirasi bagi rekan-rekan komunitas penggemar otomotif melalui touring baik itu sepeda motor maupun mobil. Kita harap dalam melakukan touring dapat melakukan edukasi melalui safety riding, mengeksplorasi pariwisata Indonesia, menjaga lingkungan hidup dan melakukan social responsibility.” Jeffrey J.P yang sempat mengendarai motor menuju lokasi pelepasan Tim, juga menyampaikan bahwa dalam kegiatannya, IMI Mobilitas juga menjunjung Empat Pilar MPR RI yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Dalam pelaksanaan touring dan pembuatan panduan“BJB Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok” ini, IMI Mobilitas juga menyematkan empat pilar yaitu wisata, sosial, road safety dan aksi lingkungan hidup. “Dalam touring dibuat standarisasi termasuk safety gear, formasi touring, dan lain-lain. Panduan ini akan dikemas dalam instruksi video tata cara melakukan berkendara berkelompok. Video ini nantinya bisa diunduh gratis oleh masyarakat umum,” papar Joel D. Mastana, yang juga merupakan Sekretaris IMI Mobilitas.
Dalam pembuatan panduan “BJB Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok”, para biker Tim Mobilitasmembuat panduan instruksi berkendara seperti penggunaan safety gear, formasi konvoi seperti dalam kondisi jalan macet, penggunaan hand-signal, aturan dalam melewati jalan tikungan, pengereman, manajemen perjalanan, dan lain-lain. Di dalam panduan juga terdapat aturan dalam pelaksanaan protokol kesehatan new normal dalam mobilitas.
“Saya berharap kegiatan ini juga membuka mata kita terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup dan kepedulian sosial di dalam masyarakat kita. Agar apa yang kita lakukan selain menyenangkan hati kita juga menyenangkan orang lain,” saran Joel. (FJR/Foto: IMI)
Leave a Reply