Bikersnote – Persaingan panas para pebalap di ajang bergengsi Trial Game Asphalt (TGA) 2019 telah usai. Bertajuk Trial Game Asphalt International Championship (TGAIC), balapan yang dipentaskan di Sirkuit Boyolali, Jawa Tengah pada akhir pekan kemarin, Sabtu (12/12) ini juga diikuti oleh tiga pebalap dari Eropa.
Tiga pebalap internasional asal Prancis; Germain Vincenot, Sylvain Bidart dan Maxime Lacour hadir untuk memberikan tantangan kepada para pebalap lokal. Turun di kelas paling bergengsi FFA 450 International, trio pebalap bule ini putar otak demi menjadi yang tercepat di Sirkuit Boyolali.
Hujan yang mengguyur Sirkuit Boyolali sejak sore hari membuat persaingan antar pebalap semakin sengit. Hal ini juga membuat para pebalap mengubah settingan motor. Selain itu, para pebalap juga terpaksa mengganti ban untuk menyesuaikan dengan kondisi trek yang basah dan licin.
“Apa yang saya persiapkan sejak kemarin berubah jadi nol karena kondisi cuaca. Ini tantangan yang cukup sulit mengingat saya tidak punya banyak waktu untuk mengubah settingan motor,” ucap Germain jelang race.
Tak hanya tantangan cuaca, tiga pebalap Prancis ini juga mewaspadai kecepatan rider-rider nasional yang sudah lebih dulu mengenal karakter Sirkuit Boyolali. Penampilan Doni Tata, Farudilla Adam, Tommy Salim, Ivan Harry, Raffi G Tangka, Rian Hercules, Surya Narayana hingga Pedro Wunner tentunya tak mau begitu saja menyerah.
Hingga balapan tiba, pada Moto 1, Germain menjadi yang tercepat dibayangi oleh Sylvain dan Lewish Cornish yang sudah terlibat dalam Trial Game Asphalt sejak awal musim 2019. Germain juga menunjukkan keperkasaannya pada Moto 2, di mana dia memimpin sejak awal race dan bersaing ketat dengan Sylvain.
Kedigdayaan Germain di dua race tersebut membawanya menjuarai kelas FFA 450 International. Menyusul di posisi runner up adalah Sylvain. Lalu di peringkat 3 dan 4 masing-masing Lewish Cornish dan Maxime Lacour. Doni Tata dengan perolehan 29 poin menjadi satu-satunya rider nasional terbaik yang masuk posisi lima besar.
“Saya senang bisa memenangi dua race dan meraih juara di tempat ini. Atmosfirnya luar biasa, baik dari sisi persaingan hingga dukungan para penonton. Terima kasih 76 Rider telah memberikan pengalaman balapan yang luar biasa ini,” tutur Germain usai juara.
Mario CSP selaku perwakilan 76 Rider menuturkan hadirnya tiga rider internasional di seri terakhir ini merupakan upaya 76 Rider sebagai wadah komunitas ekstrim sport di Indonesia untuk meningkatkan sisi kompetitif balapan supermoto di Indonesia. Langkah menghadirkan rider internasional ini sudah dilakukan sejak tahun lalu pada seri final round di Sirkuit Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
“Meski kita lihat yang menjadi juara adalah rider-rider luar negeri, tapi dari balapan ini bisa memberikan banyak pelajaran bagi rider nasional terutama soal teknik dan skill sehingga kedepannya rider-rider nasional kita bisa semakin kompetitif dan membawa perkembangan yang signifikan bagi dunia supermoto di Tanah Air,” jelas Mario. (Maston/Foto: Dok. TGA)
Doni Tata (5) menjadi pebalap nasional terbaik di antara rider internasional
Leave a Reply