Bikersnote – Menguak kisah lama yang terukir saat gelaran Jambore Nasional (Jamnas) Ikatan Motor Indonesia (IMI) 2019. Jamnas IMI 2019 yang berlangsung di Bandara Selaparang, Kota Mataram dan Kawasan Mandalika Resort, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 22 – 25 Agustus tahun 2019 lalu itu berakhir meriah dan meninggalkan banyak cerita menarik.
Salah satu cerita menariknya lahir dari bikers gaek yang juga hadir menjadi bagian dari kemeriahan gelaran para penghobi otomotif nasional ini. Dia adalah Tatto Sapoetro, akrab disapa Pak Dhe Tatto atau Eyang Tatto di kalangan para bikers.
Bikers senior yang sudah berusia 70 tahun ini riding menuju acara Jamnas IMI 2019 menggunakan sepeda motor matic 110cc, yakni Suzuki Address keluaran 2017. Kala itu Eyang Tatto berangkat dari kediamannya yang berada di bilangan Tambun Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Perjalanan Eyang Tato ditempuh selama tiga hari, 20-23 Agustus. Selama 3 hari perjalanannya, dia menempuh jarak sekitar 1.300 kilometer bersama rombongan sebanyak 12 motor. Tidak sampai di situ, dia pun tetap riding untuk pulang meninggalkan lokasi acara. Artinya, total jarak yang dia tempuh sekitar 2.600 kilometer saat tiba di rumahnya.
Bikers senior panutan para bikers Suzuki ini pun tidak bisa menutupi rasa suka citanya, karena mampu menaklukan segala medan hingga lokasi acara dengan zero accident. Baginya, ini merupakan kenangan sekaligus kebanggaan yang tidak bisa dilupakan.
“Saya berangkat hari Selasa menggunakan Suzuki Address menuju Cirebon. Di cirebon sempat dijamu oleh SMG Cirebon. Lanjut sampai Semarang, di sini singgah di GOR Jatidiri Semarang dijamu oleh IMI Jateng. Hari Kamisnya masuk kapal Legundi di pelabuhan Tanjung Perak nyebrang menuju pelabuhan Lembar Lombok. Jumatnya sampai dan dijemput serta dikawal hingga venue acara,” kenang Eyang Tatto.
Beragam medan jalan mampu dihadapi dan ditaklukkan oleh Eyang Tatto. Selama tiga hari tiga malam, dia riding berpetualang di jalan, mulai medan jalan tanjakan, tikungan dan turunan serta di kapal penyeberangan dia lalui tanpa ada hambatan. Dan SPBU adalah tempat istirahatnya sembari bermalam untuk melepas lelah.
“Saya sudah terbiasa touring dan nginap di pom bensin. Istilahnya hotel kuda laut (Kuda Laut dulu adalah lampang SPBU Pertamina). Bikers harus tangguh dan mandiri. Tidak boleh cengeng, makanya saya terbiasa istirahat di area SPBU. Selagi ada tenaga dan waktu serta niat, saya tidak berhenti riding karena alasan usia,” lanjut Eyang Tatto.
Selama melakukan perjalanan touring, dia pun tidak lupa untuk tetap memperhatikan safety riding. Ini merupakan kewajiban yang harus dicamkan bagi para bikers, baik itu senior apalagi pemula yang baru mulai mengenal touring. Hukumnya harus wajib.
“Safety riding adalah hal yang wajib saat kita riding di jalan. Inilah yang selalu saya siapkan sebelum touring. Selain safety untuk saya sendiri, tentunya safety juga buat kendaraannya. Tua-tua begini, saya tetap enjoy untuk tunggangi Suzuki Address,” tutup Eyang Tatto.
Satu lagi yang sangat istimewa melengkapi suka citanya usai menghadiri Jamnas IMI 2019, dalam ajang otomotif bersejarah ini dia mendapat apresiasi berupa piagam penghargaan dari Pengurus Pusat IMI (PP IMI) sebagai peserta yang paling tua. Dirinya dianggap memiliki semangat yang tinggi pantang menyerah meski usianya 70 tahun. (Maston/Foto: Dok Eyang Tatto)
Leave a Reply